Sobat Dikbud,

Pemerintah Provinsi Bengkulu Dinas Pendidikan dan kebudayaan melalui bidang Kebudayaan, melaksanakan Pesta Seni Gendang Guro-Guro Aron Mburo Ate Tedeh. Secara umum Guro-guro Aron berasal dari kata Guro-guro dan Aron. Guro-guro artinya senda gurau atau bermain, sedangkan Aron artinya muda-mudi (usia tidak dibatasi) dalam satu kelompok kerja berbentuk arisan untuk mengerjakan ladang. Gendang Guro-guro Aron merupakan suatu pertunjukan seni budaya karo yang dilakukan oleh muda-mudi yang terdapat dalam kelompok kerja yang mengerjakan ladang, dengan menampilkan gendang karo dan perkolong-kolong (penyanyi) diiringi tarian yang dilakukan oleh muda mudi.

Pada saat pelaksanaan Gendang Guro-guro Aron, keterlibatan unsur kekerabatan masyarakat Karo yang tergabung pada Rakut Si Telu mempunyai peranan yang sangat penting walaupun secara teknis pelaksanaannya dilakukan oleh muda-mudi yang tergabung dalam kelompok aron. Dalam Guro-guro Aron, tari Lima Serangkai merupakan satu tarian yang diiringi lima gendang yaitu gendang morah-morah, gendang perakut, gendang patam-patam sereng, gendang sipajok dan gendang kabangkiung, yang menghasilkan komposisi pola gerak tari dan gerak tersebut memiliki nilai-nilai estetis dalam penyajiannya.

Pelaksanaan Acara Pesta Seni Gendang Guro-Guro Aron Mburo Ate Tedeh dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu dan dimeriahkan oleh artis perkolong kolong dari Medan Sumatera Utara yaitu Narta Siregar, Tambar Sitepu, dan Icha Br Ginting.   Acara ini dibuka secara langsung oleh Assisten III Pemprov Bengkulu, Nandar Munadi, yang mewakili Gubernur Provinsi Bengkulu. Pada acara ini tampak hadir juga perwakilan suku-suku budaya seperti KKT, persatuan Jawa Timur, minang, Bali, Forkompinda Provinsi Bengkulu, Dispora, dan organisasi suku lainnya. Keberagaman suku budaya yang hadir menjadi bukti kekayaan budaya dan toleransi tinggi di Provinsi Bengkulu.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut, Asisten III Nandar Munadi menyampaikan, bahwa melalui acara ini harapannya akan menciptakan tali persaudaraan yang semakin kuat dan dapat membawa Provinsi Bengkulu ini menjadi daerah yang semakin maju dan sejahtera. Nandar Munadi juga menyampikan, penyerahan 1 unit Ambulance kepada Marga Salima, diharapkan dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat etnis Karo dan masyarakat Bengkulu pada umumnya.

Ketua Marga Silima dan Jarto Tarigan, dalam sambutannya menyampikan ucapan terima kasih kepada Pemprov Bengkulu dan anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang telah membantu mengsukseskan acara Pesta Seni Gendang Guro-Guro Aron Mburo Ate Tedeh dan juga menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan hibah berupa satu unit ambulance yang diberikan kepada Mergasilima. Harapannya ambulance tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Kepala bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu , Adang Parlindungan, juga menyampaikan dalam acara pesta seni ini merupkan bentuk pelestarian seni budaya khususnya masyarakat Karo dan pentingnya pagelaran budaya adat Karo sebagai upaya mempertahankan nilai seni keindonesiaan di tengah gempuran era globalisasi yang semakin berkembang. Dikatakan Adang Parlindungan, “Mari generasi muda untuk selalu menjaga dan dapat terlibat aktif dalam kegiatan seni, budaya, dan adat istiadat guna mempertahankan eksistensi adat budaya lokal,”.

“Pagelaran budaya adat Karo menjadi salah satu cara untuk mempertahankan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal yang ada di indonesia,” ujar Adang Parlindungan secara singkat. (BU)

Categories: TAMAN BUDAYA

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *