Sobat Dikbud,

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu  melalui bidang Kebudayaan menyelenggarakan Pagelaran permainan rakyat. (Rangkaian budaya sejarah, seni dan wisata ) Bengkulu. kali ini mengangkat seni budaya luka gile atau bubu gile masyarakat Lembak desa Tanjung Terdana Bengkulu Tengah yang diselenggarakan di kampung budaya balai adat rajo penghulu. Permainan lukah atau bubu yang didandani meyerupai manusia dan sebuah kayu panjang dimasukkan ke dalam lukah sehingga membentuk tangan. Ujung lukah yang runcing ditancapkan labu sehingga mirip kepala.

Permainan luka gile ini, dimainkan oleh dua lelaki yang duduk berhadapan dan memegang bagian bawah lukah. Dukun kemudian membacakan mantra. Begitu mantra mulai dilantunkan, kedua lelaki itu mulai menggoyang-goyangkan lukah. Goyangan lukah makin lama makin cepat. Bergerak ke kanan dan ke kiri. Adakalanya berputar-putar. Itulah puncak dari permainan rakyat lukah gilo yang hidup dan berkembang di masyarakat Lembak dan daerah lainnya di Sumatera.

Tradisi luka gile erat kaitannya dengan kepercayaan animisme dan dinamisme kemudian berkembang menjadi sarana hiburan. Ketika tradisi ini diangkat ke arena pertunjukan yang syarat nuansa supranatural.

Pertunjukan luka gile dilaksanakan pada malam hari. Malam dianggap waktu yang tepat untuk memanggil roh yang akan dimasukkan ke dalam lukah atau bubu. Pertunjukan dipimpin oleh seorang pawang atau dukun. Dalam permainan boneka bernuansa magis ini, lukah bisa menjadi gilo atau gila karena dapat bergerak liar setelah dimantrai.

Kehadiran properti boneka lukah atau bubu gile menjadi penting dalam pementasan ini. Boneka tersebut seolah bernyawa dan memainkan peran dalam tarian. Selain itu, digunakan pula lukah tanpa atribut yang digunakan para penari. Jumlah, motif, dan ukurannya bisa bervariasi. Bisa dikatakan tarian ini menekankan kontrol atau pengendalian lukah.

Secara umum, tari lukah gilo dipentaskan oleh laki-laki dan perempuan. Jumlah penari tidak ditentukan. Mengingat tarian ini dibawakan sesuai dengan besar-kecil panggung. Bagian awal pertunjukan, yang menampilkan permainan rakyat lukah gilo, biasanya hanya dibawakan para pemain laki-laki. Sebab, laki-laki memiliki tenaga yang kuat ketika lukah atau bubu dimainkan.

Kepala bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu , Adang Parlindungan, menyampaikan Tradisi luka gile menunjukkan perlunya manusia menjaga hubungan dengan alam, termasuk alam gaib. karena, alam menyediakan semua kebutuhan mereka untuk hidup. Merusak alam berarti merusak urat nadi kehidupan mereka dan juga tatanan alam gaib. Dengan adanya upacara ritual tarian lukah, para roh telah dihargai keberadaanya sehingga mereka menjadi damai tanpa mengganggu manusia di sekitarnya.

 Dikatakan Adang Parlindungan, pangelaran luka gile ini merupakan bentuk untuk melestarikan permainan rakyat khususnya tradisi budaya masyrakat Lembak. “Harapannya, luka gile akan terus bertahan dan diwariskan ke generasi muda agar tergerus oleh kemajuan zaman dan budaya asing.” ujar Adang Parlindungan secara singkat

“ Kegiatan ini menunjukkan bahwa tidak ada jarak antara masyarakat dan pemerintah, dengan terlibatnya masyarakat diharapkan dapat memupuk rasa kebersamaan dan kekompakan untuk selalu menjaga warisan budaya tradisional khusunya di Provinsi Bengkulu” ungkapnya. (BU)


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *