Parenting dan “Dunia Terbalik”

Oleh

(Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu)

Parenting merupakan istilah yang sangat penting di dalam dunia pendidikan, istilah yang digunakan untuk menunjukkan pola pengasuhan orang tua pada anak-anaknya, ilmu yang sangat penting dipelajari oleh setiap orang tua dan guru, sehingga sangat baik jika sekolah menguatkan hubungan silaturahmi dengan seluruh orang tua siswa di sekolah untuk saling bertukar pikiran bagaimana cara mendidik anak-anak milenial sekarang ini.

Banyak hal yang harus dihadapi orang dewasa dalam membesarkan dan mendidik seorang anak, apalagi ratusan anak dalam wadah yang bernama sekolah, seorang guru selain mengajari ilmu pengetahuan pada anak didiknya juga harus mendidik siswa layaknya mendidik seperti apa yang orang tua mereka berikan, sehingga harus ada sinergi yang baik antara pihak sekolah dan orang tua. Guru-guru dapat berdiskusi bersama para orang tua dalam memahami pola asuh dan pola didik berdasarkan ilmu kekinian, seperti neurosains.

Menurut dr. Aisya Dahlan (seorang dokter ahli syaraf), neurosains yaitu ilmu yang baru dikembangkan akhir abad ini, neurosains adalah ilmu yang mempelajari cara kerja sistem syaraf manusia, dimulai dari cara kerja otak, gelombang yang dipancarkan dan yang mempengaruhinya.

Neuro atau syaraf sangat efektif bekerja sesuai dengan sinyal dan rangsangan yang diterimanya, bahkan rangsangan pada mata lebih cepat, juga pada telinga, langsung ke otak, sehingga kata-kata yang keluar dari mulut orang tua (ayah, ibu) dan guru akan didengar oleh telinga dan dilihat reaksinya oleh mata, maka melalui telinga dan mata pesan yang disampaikan akan mengalir ke otak dan seluruh sistem syaraf.

Jadi, menurut dr. Aisya lagi, kata-kata ayah ibu dan guru-guru harus terus positif, karena setiap kata adalah doa. Doa orang tua dan guru adalah doa yang paling makbul, pasti dikabulkan Allah. Kata-kata yang keluar jangan kontradiktif, katakan apa yang diinginkan oleh ibu, ayah atau guru.

Ilmu seperti ini sangat baik disampaikan dalam kegiatan parenting, supaya ada persamaan perlakuan ayah ibu di rumah dan perlakukan guru di sekolah, anak akan belajar berkata-kata yang baik dan memberi respon yang baik seperti perlakuan orang tuanya dan gurunya.

Dalam kegiatan parenting juga sangat baik dibahas bersama bagaimana manajemen marah pada anak/siswa, Ayah, ibu, dan guru harus hati-hati bicara pada anak, belajar menggunakan kata-kata positif walaupun sedang marah, tetap doakan yang baik-baik dengan kat-kata yang baik-baik tentang anak dan pada anak, sehingga anak akan mempunyai pandangan yang baik tentang dirinya.

Ternyata juga, otak laki-laki punya banyak perbedaan dengan otak perempuan, sehingga cara mendidiknya pun berbeda, kenali sistem kerja otak anak laki-laki dan perempuan sehingga dapat dengan tenang memahami dan mendidik mereka, baik di rumah maupun di sekolah.

Intinya, hubungan orang tua dan sekolah yang harmonis akan membawa dampak yang sangat baik untuk kemajuan pendidikan dan karakter seorang anak/siswa, orang tua jangan menyerahkan semua tanggung jawab pendidikan seorang anak 100% pada sekolah, orang tua juga harus berperan aktif, termasuk diskusi pemilihan jurusan dan kegiatan yang dipilih anak/siswa, orang tua harus ikut terlibat, sehingga orang tua mengetahui berbagai konsekuensi setelahnya.

Sejatinya, seorang guru harus mengajar dengan karakter yang baik, ketulusan seorang guru dalam mendidik siswanya akan membekas sampai mereka dewasa kelak, seperti bagaimana guru menghalau siswa untuk belajar, siswa yang masih ada di kantin, di bawah pohon, di parkiran motor dan dimana saja siswa berada untuk masuk kembali ke dalam kelas, belajar bersama gurunya, jangan sampai siswa pula yang mencari-cari gurunya untuk belajar di kelas, jangan jadikan dunia terbalik, jangan sampai guru menjadi contoh buruk bagi siswa-siswanya.

Guru adalah sumber inspirasi dan contoh teladan bagi banyak orang, termasuk keteladanan dalam belajar ilmu-ilmu baru, guru harus gigih belajar menguasai metode mengajar yang menyesuaikan dengan zaman milenial, kurikulum baru dan media pembelajaran yang kekinian, jangan sampai jadi guru yang old fashion, guru jadul, atau guru yang tidak up to date.

Semoga guru-guru di Provinsi Bengkulu adalah guru-guru yang aktif belajar seperti mereka menginginkan siswa-siswanya aktif belajar, semoga guru-guru di Provinsi Bengkulu adalah guru-guru yang terus menginspirasi siswa-siswanya hingga mereka menjadi generasi yang dapat memberikan sumbangsih positif yang besar untuk negeri ini.  Semoga. (disampaikan dalam Sosialisasi “Kurikulum Merdeka” di SMAN 6 Kota Bengkulu).