Dorong SDM Berkualitas, Kemendikbud Bantu Siswa SMK Dapatkan Sertifikasi Internasional Bahasa Inggris 2021.

Dorong SDM Berkualitas, Kemendikbud Bantu Siswa SMK Dapatkan Sertifikasi Internasional Bahasa Inggris 2021.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan SMK telah membuka peluang bagi SMK di seluruh Indonesia untuk memperoleh bantuan sertifikasi internasional melalui program SMK English Challenge.

Program tersebut bertujuan memfasilitasi ujian sertifikasi internasional kemampuan bahasa inggris dengan TOEIC bagi siswa SMK. Program ini merupakan salah satu upaya Kemdikbud mewujudkan rencana besar pemerintah dalam menyiapkan SDM Indonesia yang unggul.

Fasilitasi Sertifikasi TOEIC ini secara resmi diluncurkan pada bulan September guna mendorong lulusan SMK di Indonesia dapat tersertifikasi secara internasional dan dapat memiliki nilai saing saat memasuki dunia kerja.

Saat ini, penyaluran Fasilitasi Ujian Sertifikasi Internasional TOEIC telah sampai pada tahap implementasi tes TOEIC bagi siswa SMK yang lolos seleksi.  Animo keikutsertaan SMK di seluruh Indonesia tetap tinggi terlepas dari situasi pandemi ini, kata bapak Jenny Lee (Direktur International Test Center).

Berdasarkan data  yang dihimpun dari tim penyelenggara, program ini berhasil diikuti oleh 1.352 SMK yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.  Sebanyak 196,450 siswa telah menjalankan proses seleksi dan menghasilkan 75.000 siswa terbaik untuk dipilih sebagai penerima bantuan sertifikasi TOEIC. Bapak Jenny Lee menambahkan, di tengah pandemi COVID-19, International Test Center (ITC) selaku penyelenggara sertifikasi TOEIC melakukan implementasi program dimulai Tahapan berikutnya yaitu seleksi menggunakan readiness assessment VIERA diberikan dalam dua pilihan pengerjaan yaitu bisa melalui ponsel pintar atau dengan lainnya seperti komputer untuk memudahkan para siswa dalam mengikuti seleksi.

Bagi para siswa yang lolos seleksi, ada tahapan pembelajaran yang diberikan oleh tim pakar pembelajaran TOEIC dari ITC selama satu bulan.  Sekitar 1,500 guru bahasa Inggris diberikan bimbingan teknis terkait cara mengajar TOEIC yang efektif kepada siswa.

Selama periode pembelajaran, siswa bisa mengikuti sesi video conference melalui webex event yang difasilitasi oleh Direktorat SMK dan live streaming YouTube. Paket materi pembelajaran dan persiapan TOEIC diberikan dalam bentuk materi Google Classroom dan TOEIC Practice Book-Digital Version agar siswa siap menghadapi ujian TOEIC.

Tahapan akhir adalah pelaksanaan ujian TOEIC dengan menggunakan metode Computer Based Testing (CBT) yang disupervisi dengan pendekatan Remote Proctoring. Dengan demikian pelaksanaan ujian TOEIC dapat menjangkau semua wilayah di Indonesia.

Hasil ujian TOEIC akan didistribusikan ke sekolah peserta pada akhir bulan Desember tahun ini. Dengan bekal sertifikasi internasional TOEIC, siswa dapat memiliki lebih banyak peluang untuk memenangkan persaingan di dunia kerja. 

Kemendikbudristek Gandeng Ibu Penggerak dalam Mengkomunikasikan Program dan Kebijakan.

Kemendikbudristek Gandeng Ibu Penggerak dalam Mengkomunikasikan Program dan Kebijakan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) bekerja sama dengan komunitas pendidikan terus mengkomunikasikan berbagai program dan kebijakan. 

Kami membutuhkan dukungan dari masyarakat agar program dan kebijakan Kemendikbudristek dapat berjalan dengan baik, sehingga perlu adanya kerja sama antara Kemendikbudristek dengan komunitas pendidikan yang sehari-harinya berhubungan langsung dengan masyarakat, disampaikan Pelaksana tugas (Plt).

Kepala BKHM, Anang Ristanto, dalam kegiatan Training Of Trainer (ToT) Komunitas Pendidikan dan Kebudayaan. Lebih lanjut, bapak Anang Ristanto mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dengan menggandeng komunitas Ibu Penggerak yang mayoritas anggotanya berperan sebagai orang tua.

Selama kegiatan, kami akan memberikan pembekalan, pelatihan (Training of Trainer) kepada Ibu Penggerak sehingga diharapkan mereka dapat memahami program dan kebijakan Kemendikbudristek serta dapat menyampaikan informasi kepada para ibu-ibu lainnya baik di lingkungan rumah maupun sekolah, jelas bapak Anang Ristanto. Senada dengan itu,  ibu Susi Sukaesih, Koordinator Ibu Penggerak dari Sidina Community mengapresiasi Kemendikbudristek yang melibatkan masyarakat khususnya orang tua dalam menjalankan program dan kebijakan.

Menurutnya, melalui kegiatan ini para orang tua mendapat pencerahan terkait isu pendidikan yang sedang marak di masyarakat, seperti Asesmen Nasional (AN). 

Awalnya banyak orang tua yang bingung tentang AN, bagaimana nanti bentuk ujiannya, nilainya, apa yang membedakan dengan Ujian Nasional (UN). Dari kegiatan ini kami mendapatkan pencerahan. Ibu Susi Sukaesih juga mengatakan bahwa ibu-ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam mendidik anak. Baginya, pendidikan tidak bisa diserahkan sepenuhnya ke sekolah dan pemerintah. Melalui kegiatan ini, ia berharap agar ibu-ibu Penggerak bisa lebih memahami kebijakan Kemendikbudristek, dan nantinya dapat menjadi pemimpin pembelajaran bagi anak-anaknya di rumah serta akan menjadi trainer bagi ibu-ibu lainnya dalam menyosialisasikan program-program Kemendikbudristek. 
Semoga bisa lebih banyak lagi ibu-ibu Penggerak di daerah-daerah seluruh Indonesia, harapnya kegiatan Training Of Trainer (ToT) Komunitas Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan selama enam hari mulai 10-16 November 2021. Dalam kegiatan, ibu Penggerak mendapat pembekalan terkait program dan kebijakan Kemendikbudristek seperti Merdeka Belajar, pendidikan karakter, Asesmen Nasional (AN). Selama kegiatan, ibu Penggerak juga dibekali pengetahuan untuk menyusun home curriculum sebagai penyeimbang kurikulum di sekolah yang bisa diterapkan dirumah dalam mendidik anak-anaknya. Selain itu, ibu Penggerak juga diberikan pengetahuan tentang digital parenting agar para ibu-ibu dapat melakukan digital dalam mendampingi anaknya belajar, pelatihan tentang manajemen keterampilan berkomunikasi di publik, dan pengembangan diri. Harapannya, para ibu bisa siap dan bahagia selama mendidik anaknya di rumah. Direncanakan, kegiatan ini akan terus dilaksanakan bekerja sama dengan berbagai komunitas orang tua, sehingga akan semakin banyak bermunculan ibu-ibu Penggerak di berbagai wilayah.